Rabu, 03 Februari 2016

6MIK1_mediaonline_tugas4

Nama: Arryo
NIM: 14130271
Kelas: 6MIK1



IPK Vs PP Bentrok

Organisasi Masyarakat yang biasa disingkat ormas merupakan penyalur keinginan masyarakat terhadap pemerintah daerah, bukan sebagai ormas yang menyebabkan masyarakat risau dan tidak aman terhadap aksi dari ormas PP dan IPK Medan yang bentrok. Di tengah kota Medan yang yang menjadi lalu lalang para warga Medan, menjadi sepi akibat perseteruan antara ormas kubu PP dan kubu IPK.

Kepala Kepolisian Resort Kota Medan, Sumatra Utara, Komisaris Besar Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan enam orang luka-luka akibat bentrokan antara Pemuda Pancasila (PP) dengan Ikatan Pemuda Karya (IPK) pada Sabtu (30/1/2016).

"Jadi, pasca-kerusuhan pukul 15.30 WIB antara dua kubu kepemudaan, TNI dan Polri telah melakukan kordinasi dengan para ketua-ketua. Ketua kedua kubu kepemudaan telah kami undang. Sampai saat ini, ada enam orang korban," kata Mardiaz, Sabtu malam.

Berdasarkan data yang diperoleh Tribun, keenam korban masing-masing Feriansyah warga Jalan Tengah, No29, Mesjid, Medan Kota; Dedi Marbun, warga Jl Pasar III, No 24 Medan; Eki (isteri dari Dedi Marbun); dan Sepri (anak Dedi Marbun). Korban lainnya Rudi Syahputra warga Jl Pasar III, Gang Sehati, Medan. Lalu Monang Hutabarat/Ketua PAC IPK Medan Timur warga Jl Bambu II, No3 Medan.


Mediasi IPK dengan PP
Aparat Kepolisian Resor Kota Medan langsung mempertemukan pemimpin Pemuda Pancasila dan Ikatan Pemuda Karya (IKP) setelah anggota kedua organisasi itu bentrok pada Sabtu malam (30/1/2016).

Polisi ingin memastikan anggota kedua organisasi itu tidak bentrok lagi setelah bentrokan di Jalan Thamrin dan pembakaran di Jalan Brigjend Katamso, Medan.

Mardiaz mengatakan, polisi sudah mengamankan 21 orang dari kedua pihak yang terlibat bentrok, 14 anggota Pemuda Pancasila dan tujuh anggota IPK.
"Tapi mereka bukan pelaku, dan hanya pengamanan saja," katanya.

Pelaku dan korban
Kepala Polda Sumatera Utara Irjen (Pol) Ngadino mengatakan, polisi telah mengidentifikasi pelaku bentrok antarorgasisasi kemasyarakatan di Jalan Thamrin, Medan, Sabtu (30/1/2016) sore.

Hingga kini polisi masih mendalami kejadian tersebut. Polisi belum menetapkan tersangka dalam perkara ini.

Bentrok antara kelompok Pemuda Pancasila dan Ikatan Pemuda Karya (IPK) pada Sabtu sore lalu menewaskan dua anggota IPK, yakni Monang Hutabarat dan Saprin.


Kronologi Bentrokan
Ifan (30), warga Jalan HM Yamin Medan, sekitar pukul 15.00 WIB, Sabtu lalu, berada di lokasi bentrok dua organisasi kepemudaan di Medan.

Kesaksiannya melihat langsung detik demi detik dituliskan seorang polisi menjadi laporan.
Disebutkan, Sabtu 30 Januari 2016 sekira pukul 15.15 WIB telah terjadi bentrok antara OKP IPK dan PP di Jalan Thamrin dan Jalan Asia Medan.

Kurang lebih 160 orang IPK menaiki 10 mobil dan 60 unit kendaraan roda dua bergerak dari wilayah Krakatau menuju Jalan Pelajar Medan untuk menghadiri pelantikan.
Di Jalan Gaharu Medan, lalu lintas macet sehingga rombongan memilih melintas ke Jalan Perintis Kemerdekaan dan simpang Jalan Perintis Kemerdekaan - Jalan Thamrin.

Rombongan berhenti untuk menentukan arah jalan yang akan dilalui, salah seorang kader IPK mengarahkan agar melintas melalui Jalan Thamrin.

Setibanya di depan Plaza Thamrin massa dari IPK dihadang massa PP namun rombongan tetap terus melalui Jalan Thamrin sehingga menyebabkan terjadinya bentrok fisik. Karena diserang, massa IPK terpecah, sebagian memilih melalui Jalan Asia dan Jalan Sutrisno.

Mobil Dihancurkan

Dalam bentrokan di Jalan Asia, dua unit mobil yakni Escudo warna hijau BK 2 TW milik kader IPK PAC Medan Labuhan dirusak massa. Namun penumpang mobil berhasil menyelamatkan diri.

Kader IPK dari Gaharu, Kecamatan Medan Timur dengan menggunakan mobil Toyota Soluna loreng IPK, BK 1 PK yang dikendarai Ketua Ranting Gaharu, Monang Hutabarat melintasi Jalan Asia pun diserang massa PP.

Penumpang mobil terdiri dari satu wanita, seorang anak dan satu kader IPK. Monang keluar dari dalam mobil untuk melundungi yang berada di dalam mobil.

Akibatnya, Monang diserang massa PP dengan menggunakan senjata tajam. Namun Monang berhasil masuk kembali ke dalam mobil dan melarikan diri ke RS Permata Bunda.

PP Menyerang
Pukul 15.30 WIB, massa PP dipimpin Iwan Kera melakukan penyerangan ke Jalan Pandu, Jalan Semarang dan Jalan Surabaya.

Mereka menghancurkan plang IPK serta satu unit mobil Suzuki Esteem BK 1651 XI. Pukul 16.00 WIB, personel gabungan dari Polresta Medan, Polsek Medan Kota serta Polsek Medan Area berhasil meredam penyerangan ini.

Pukul 16.30 wib, massa IPK yang berjumlah kurang lebih 500 orang berkumpul di RS Permata Bunda dan berencana akan melakukan penyerangan ke kantor MPW PP Sumut. Hal ini pun berhasil diredam.

Massa lalu meninggalkan RS Permata Bunda Medan menuju Kantor DPD IPK Kota Medan.

Dalam kejadian ini, Monang Hutabarat meninggal dunia. Tiga orang mengalami luka akibat terkena benda tumpul, dua unit sepeda motor hangus dibakar, tiga unit mobil rusak akibat hantaman benda tumpul.


Situasi di Kota Medan memang saat ini masih mencekam, akan tetapi dengan adanya bantuan dari TNI dan Polri tentu masyarakat akan sedikit tenang dan merasa aman akan bentrokan antara kedua ormas tersebut tidak terjadi lagi, dimana selain kemanan kota Medan terancam, bentrokan juga merugikan dengan banyaknya korban-korban yang terluka dan mati.  Meskipun demikian, di sejumlah ruas jalan tentu masih memanas dan konsentrasi dari kedua kubu masih terlihat tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar