Nama: Arryo
NIM: 14130271
Kelas: 6MIK1
IPK Vs PP Bentrok
Organisasi Masyarakat
yang biasa disingkat ormas merupakan penyalur keinginan masyarakat terhadap
pemerintah daerah, bukan sebagai ormas yang menyebabkan masyarakat risau dan
tidak aman terhadap aksi dari ormas PP dan IPK Medan yang bentrok. Di tengah
kota Medan yang yang menjadi lalu lalang para warga Medan, menjadi sepi akibat
perseteruan antara ormas kubu PP dan kubu IPK.
Kepala Kepolisian Resort Kota Medan, Sumatra Utara, Komisaris Besar
Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan enam orang luka-luka akibat bentrokan
antara Pemuda Pancasila (PP) dengan Ikatan Pemuda Karya (IPK) pada Sabtu
(30/1/2016).
"Jadi, pasca-kerusuhan pukul 15.30 WIB antara dua kubu kepemudaan, TNI dan
Polri telah melakukan kordinasi dengan para ketua-ketua. Ketua kedua kubu
kepemudaan telah kami undang. Sampai saat ini, ada enam orang korban,"
kata Mardiaz, Sabtu malam.
Berdasarkan data yang diperoleh Tribun, keenam korban masing-masing Feriansyah
warga Jalan Tengah, No29, Mesjid, Medan Kota; Dedi Marbun, warga Jl Pasar III,
No 24 Medan; Eki (isteri dari Dedi Marbun); dan Sepri (anak Dedi Marbun). Korban
lainnya Rudi Syahputra warga Jl Pasar III, Gang Sehati, Medan. Lalu Monang
Hutabarat/Ketua PAC IPK Medan Timur warga Jl Bambu II, No3 Medan.
Mediasi IPK dengan PP
Aparat
Kepolisian Resor Kota Medan langsung mempertemukan pemimpin Pemuda Pancasila
dan Ikatan Pemuda Karya (IKP) setelah anggota kedua organisasi itu bentrok pada
Sabtu malam (30/1/2016).
Polisi ingin
memastikan anggota kedua organisasi itu tidak bentrok lagi setelah bentrokan di
Jalan Thamrin dan pembakaran di Jalan Brigjend Katamso, Medan.
Mardiaz
mengatakan, polisi sudah mengamankan 21 orang dari kedua pihak yang terlibat
bentrok, 14 anggota Pemuda Pancasila dan tujuh anggota IPK.
"Tapi
mereka bukan pelaku, dan hanya pengamanan saja," katanya.
Pelaku
dan korban
Kepala Polda
Sumatera Utara Irjen (Pol) Ngadino mengatakan, polisi telah mengidentifikasi
pelaku bentrok antarorgasisasi kemasyarakatan di Jalan Thamrin, Medan, Sabtu
(30/1/2016) sore.
Hingga kini
polisi masih mendalami kejadian tersebut. Polisi belum menetapkan tersangka
dalam perkara ini.
Bentrok
antara kelompok Pemuda Pancasila dan Ikatan Pemuda Karya (IPK) pada Sabtu sore
lalu menewaskan dua anggota IPK, yakni Monang Hutabarat dan Saprin.
Kronologi
Bentrokan
Ifan (30), warga Jalan HM Yamin Medan, sekitar pukul 15.00 WIB,
Sabtu lalu, berada di lokasi bentrok dua organisasi kepemudaan di Medan.
Kesaksiannya melihat langsung detik demi detik dituliskan seorang polisi menjadi
laporan.
Disebutkan, Sabtu 30 Januari 2016 sekira pukul 15.15 WIB telah terjadi bentrok
antara OKP IPK dan PP di Jalan Thamrin dan Jalan Asia Medan.
Kurang lebih 160 orang IPK menaiki 10 mobil dan 60 unit kendaraan roda dua
bergerak dari wilayah Krakatau menuju Jalan Pelajar Medan untuk menghadiri
pelantikan.
Di Jalan Gaharu Medan, lalu lintas macet sehingga rombongan
memilih melintas ke Jalan Perintis Kemerdekaan dan simpang Jalan Perintis
Kemerdekaan - Jalan Thamrin.
Rombongan berhenti untuk menentukan arah jalan yang akan dilalui, salah seorang
kader IPK mengarahkan agar melintas melalui Jalan Thamrin.
Setibanya di depan Plaza Thamrin massa dari IPK dihadang massa PP namun
rombongan tetap terus melalui Jalan Thamrin sehingga menyebabkan terjadinya
bentrok fisik. Karena diserang, massa IPK terpecah, sebagian memilih melalui
Jalan Asia dan Jalan Sutrisno.
Mobil Dihancurkan
Dalam bentrokan di Jalan Asia, dua unit mobil yakni Escudo warna hijau BK 2 TW
milik kader IPK PAC Medan Labuhan dirusak massa. Namun penumpang mobil berhasil
menyelamatkan diri.
Kader IPK dari Gaharu, Kecamatan Medan Timur dengan menggunakan mobil Toyota
Soluna loreng IPK, BK 1 PK yang dikendarai Ketua Ranting Gaharu, Monang
Hutabarat melintasi Jalan Asia pun diserang massa PP.
Penumpang mobil terdiri dari satu wanita, seorang anak dan satu kader IPK.
Monang keluar dari dalam mobil untuk melundungi yang berada di dalam mobil.
Akibatnya, Monang diserang massa PP dengan menggunakan senjata tajam. Namun
Monang berhasil masuk kembali ke dalam mobil dan melarikan diri ke RS Permata
Bunda.
PP Menyerang
Pukul 15.30 WIB, massa PP dipimpin Iwan Kera melakukan penyerangan ke Jalan
Pandu, Jalan Semarang dan Jalan Surabaya.
Mereka menghancurkan plang IPK serta satu unit mobil Suzuki Esteem BK 1651 XI.
Pukul 16.00 WIB, personel gabungan dari Polresta Medan, Polsek Medan Kota serta
Polsek Medan Area berhasil meredam penyerangan ini.
Pukul 16.30 wib, massa IPK yang berjumlah kurang lebih 500 orang berkumpul di
RS Permata Bunda dan berencana akan melakukan penyerangan ke kantor MPW PP
Sumut. Hal ini pun berhasil diredam.
Massa lalu meninggalkan RS Permata Bunda Medan menuju Kantor DPD IPK Kota
Medan.
Dalam kejadian ini, Monang Hutabarat meninggal dunia. Tiga orang mengalami luka
akibat terkena benda tumpul, dua unit sepeda motor hangus dibakar, tiga unit
mobil rusak akibat hantaman benda tumpul.
Situasi di Kota Medan memang saat ini masih mencekam, akan tetapi
dengan adanya bantuan dari TNI dan Polri tentu masyarakat akan sedikit tenang
dan merasa aman akan bentrokan antara kedua ormas tersebut tidak terjadi lagi,
dimana selain kemanan kota Medan terancam, bentrokan juga merugikan dengan
banyaknya korban-korban yang terluka dan mati.
Meskipun demikian, di sejumlah ruas jalan tentu masih memanas dan
konsentrasi dari kedua kubu masih terlihat tinggi.